Belum Menarik Wisatawan Luar

Belum Menarik Wisatawan Luar

\"\"Gubernur: Tahun Depan  Promosi akan Diperluas

BENGKULU, Bengkulu Ekspress – Festival tabut digelar selama 10 hari telah selesai dilakukan. Namun sepertinya belum mampu menarik wisatan luar. Hal ini diakui oleh Gubernur Bengkulu Dr H Rohidin Mersyah. Event tabut kali ini masih banyak catatan yang perlu diperbaiki kedepannya.

Mulai dari pelaksanaan, pengaturan lokasi event hingga sistem promosi yang dinilai masih minim dilakukan. “Tahun depan, promosinya harus bisa lebih luas lagi. Agar banyak yang tahu,” terang Rohidin, kepada BE, kemarin (10/9).

Event tabut saat ini, hanya dinikmati wisata lokal atau masyarakat Bengkulu. Padahal event tabut ini sudah masuk kalender off event nasional. Harusnya, para turis dan wisatawan dari luar provinsi bisa lebih banyak lagi datang ke Bengkulu. “Keterlibatan masyarakat juga bisa lebih banyak lagi,” tambahnya.

Pada proses pembuangan tabut juga banyak jadi catatan yang perlu dilakukan dievaluasi. Seperti arak-arakan tabut ritual dan pembangunan masih disamakan. Sehingga masyarakat tidak bisa membedakan mana tabut ritual dan tabut pembangunan.

“Arak-arakan itu harusnya bisa berkelompok, untuk memberadakan jenisnya, atau kostumnya yang dibendakan. Jadi bisa membedakan kelompok tabut ritual dan pembangunan,” tuturnya.

Begitupun dengan kabel-kabal dijalan juga masih banyak berserakan. Sehingga membuat susah tabut didorong untuk sampai tempat pembuangan. “Harusnya tidak ada kabel-kabel lagi, yang menyulitkan arak-arakan tabut. Jadi bisa lebih terasa,” tegas Rohidin.

Termasuk di wilayah simpang lima juga masih belum maksimal dinikmati oleh masyarakat. Padahal lokasi tersebut sebagai tempat ritual penyambutan yang sakral. Harusnya bisa diberikan pembatasa, agar bisa lebih nyaman. “Belum bisa sepenuhnya dinikmati tontonannya oleh masyarakat,” ujar Rohidin.

Begitupun dengan kegiatan expo di lokasi tabut Lapangan Merdeka belum terkondisikan. Seperti parkir yang belum teratur, lalu lokasi yang sempit hingga membuat masyarakat berdesak-desakan. Kemudian stand yang dinilai masih terlalu mahal. “Kedepan ini jadi bahan evaluasi kita bersama,” ungkapnya.

Termasuk kegiatan mendorong ekonomi tentu tetap jadi bahan evelausi agar bisa dikembangkan. Namun tetap tidak meninggalkan nilai budaya. Termasuk ritual tabut menjadi nilai seni dan budaya, sehingga betul-betul jadi tontonan yang menghibur.“Selalu dilakukan perbaikan setiap tahunnya, agar budaya lokal Bengkulu ini jadi nasional,” tutup Rohidin. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: